
Sementara Ruddy merasa heran Pilkada yang mengundang kontroversi tetap dapat dilaksanakan.
Pelatih Arema FC Carlos Oliveira mengaku hanya bisa pasrah dengan penundaan lanjutan Liga 1 2020 selama satu bulan, karena dirinya sudah tidak sabar menjalani debut di kompetisi Indonesia.
Berdasarkan jadwal semula, Arema langsung menjalani bigmatch melawan Persija Jakarta pada laga perdana mereka di lanjutan kompetisi. Oliveira yang ingin merasakan atmosfer sepakbola Indonesia pun telah mempersiapkan timnya menghadapi duel tersebut.
Apalagi ini akan menjadi laga Agen bola terpercaya pertamanya di Indonesia setelah menangani tim sejak pertengahan September. Namun keputusan PSSI yang menunda Liga 1 akibat terbentur izin keramaian dari kepolisian membuat Oliveira terpaksa memendam keinginannya.
“Tentunya kurang menggembirakan. Kami sudah lakukan persiapan untuk pertandingan terdekat dengan baik sesuai jadwal baik pertandingan home atau pertandingan away dengan tetap menjalankan program yang telah kita susun,” ujar Oliveira di laman resmi Agen bola terpercaya.
“Saya pikir tidak ada masalah dengan persiapan tim. Seperti kompetisi di Amerika Latin yang sudah bergulir semua tergantung federasi bagaimana mengambil keputusan.”
Di lain sisi, manajemen Arema menyesalkan penundaan setelah kepolisian tidak mengeluarkan izin keramaian. Manajer umum Ruddy Widodo menyesalkan kebijakan kepolisian yang justru tetap mengizinkan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada), meski mengundang kontroversi.
Ruddy mengatakan, seluruh klub sudah siap menjalani protokol kesehatan. Selain demi kelanjutan kompetisi, protokol itu juga untuk keselamatan dan kesehatan keluarga elemen tim.
“Saya sempat kaget, karena sebenarnya kompetisi ini sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari oleh PSSI, PT LIB dan klub. Dari yang awalnya cuma enam klub Agen bola terpercaya setuju, hingga akhirnya 18 klub berkomitmen meneruskan kompetisi. Kok mendadak ada hal yang seperti ini? Padahal sudah sampai pada tahap swab test,” tutur Ruddy.
“Harusnya tak ada kekhawatiran muncul klaster sepakbola, karena lajutan Liga 1 ini digelar tanpa penonton. Protokol kesehatan pun diberlakukan secara ketat. Kalau ada suporter yang nekat datang ke stadion, klub bersangkutan langsung kalah WO (walk-over). Masa Pilkada diizinkan, tetapi Liga 1 tidak?”
“Kalau soal COVID-19, Presiden RI [Joko Widodo] sudah punya gerakan hidup berdampingan dengan COVID-19 di segala bidang, termasuk sepakbola. Mereka saja mengizinkan, bahkan menjadikan 18 klub ini sebagai brand ambassador.”
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.